Angka ini jelas mengalami peningkatan jauh dibanding survei terakhir yang dilakukan pada tahun 2002 terhadap kedua jenis kelamin tersebut, dengan angka awal adalah 22 persen.
Kepala pejabat dari Kampanye Nasional untuk Mencegah Kehamilan Remaja dan Terencana mengatakan bahwa hal ini jelas menunjukkan kalau remaja telah merangkul nilai-nilai penundaan aktivitas seksual.
Di sisi lain, kehidupan remaja memiliki tekanan yang luar biasa. Perilaku mereka dibentuk oleh sesuatu yang lebih besar dibanding pemikiran teman-teman sepergaulannya.
"Dari laporan ini perlu dipahami dengan jelas bahwa tidak semua orang melakukannya, ada yang melakukan tetapi ada juga yang tidak, beberapa dari mereka mungkin berbohong tentang hal itu," ungkapnya.
Di Amerika Serikat telah terlihat adanya penurunan yang luar biasa dalam kasus kehamilan remaja. Terjadi penurunan hingga 40 persen sejak tahun 1990. Dan menurut Albert kemajuan mengesankan ini telah didorong oleh kombinasi berkurangnya perilaku seks dan pemakaian kontrasepsi.
Di lain pihak, penelitian ini juga menyinggung tentang oral seks di kalangan remaja. Angka terbaru menunjukkan tujuh persen dari perempuan dan sepuluh persen laki-laki usia 15 sampai 17 terlibat oral seks.
Ini mendukung teori bahwa seks oral di kalangan remaja dilakukan untuk mempertahankan keperawanan mereka atau karena adanya anggapan bahwa hal ini lebih aman dari seks vaginal.
Padahal anggapan tersebut salah. Berdasarkan beberapa studi yang pernah dilakukan, diketahui bahwa seks oral mudah menjadi sarana penularan penyakit infeksi menular seksual dan yang pasti meningkatkan proporsi kasus herpes genital di Amerika Serikat.
Source : SEHATNEWS.COM
0 Comments