Menolong Harus Bijaksana

Seorang pertapa muda sedang menolong seekor kepiting yang hampir tenggelam dalam sungai dengan memberikan jarinya ke capit kepiting tersebut.

Kepiting pada akhirnya tertolong tetapi jari pertapa muda itu menjadi terluka.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian menegur si pertapa muda, "Anak muda, ketahuilah bahwa perbuatanmu menolong merupakan hal ya...
ng sangat baik. Tetapi, mengapa kamu membiarkan capit kepiting tersebut melukaimu hingga terluka seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Oleh karena itu saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanyalah seekor kepiting," jawab si pertapa muda.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Lantas si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.

"Lihatlah anak muda. berlatih mengembangkan sikap welas asih merupakan hal yang sangat baik, tetapi harus pula disertai dengan KEBIJAKSANAAN. Bila tujuan kita baik, yaitu menolong makhluk lain, sangatlah tidak BIJAKSANA dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan".

Seketika itu, si pertapa muda tersadar.

"Terima kasih, Paman. Hari ini saya telah mempelajari sesuatu, yaitu mengembangkan cinta kasih haruslah disertai dengan KEBIJAKSANAAN. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat apa yang telah paman ajarkan."
Comments
0 Comments

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...